Wednesday, July 18, 2012

5 Perempuan Perkasa Dalam Peperangan

Jangan pernah meremehkan perempuan, pergerakan mereka sangat misterius dan metode yang digunakannya tidak mudah dibaca musuh. Berikut adalah perempuan yang memimpin sebuah pertempuran: 


1. Tamara Dari Georgia, Abad 13 M.
Tamar atau ada juga yang memanggilnya Tamara, adalah anak dari Raja Giorgi III, pemegang tahta Kerajaan Georgia. Sang ayah mendeklarasikan Tamara sebagai asisten dan menunjuk Tamara sebagai penerus tahta, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya perebutan tahta sepeninggalnya. Setelah kematian ayahnya, Tamara pun menggantikan sang ayah, dan mendapat julukan “ raja dari segala raja, dan ratu dari segala ratu” dari rakyatnya. Masa pemerintahan Tamara adalah masa kegemilangan Kerajaan Georgia, hampir setiap penyerangan dan perluasan wilayah berhasil dilakukan dengan menundukkan kerajaan-kerajaan islam. Tamara secara langsung turun sebagai panglima perang,  tidak sebagai pembuat strategi saja. Dan mengalami peningkatan piltik, sosial, ekonomi, dan budaya, yang signifikan. Pada tahun 1201-1203, kerajaan Georgia mengambil dan mencaplok ibukota Armenia, Ani dan Dvin. Pada tahun 1204, tentara Tamara menundukan Kota Kars. Pada tahun 1204, Tamara membantu didirikannya Kerajaan Trebizon yang terletak di bagian selatan pesisir Laut Mati (sekarang Kota Turki). Queen Tamar meninggal pada tahun 1213.


2. Zenobia. Abad 3 M
Nama lengkapnya Septima Zenobia, memerintah Syria sekitar tahun 250 hingga 275 M. Ia duduk di atas kuda, bersenjata dan berpakaian lengkap  memimpin pasukan. Ia mengalahkan pemerintahan Kaisar Claudius legiun Roma sangat telak sehingga mereka mundur dari kawasan Asia Minor. Arabia, Armenia, dan Persia bahkan menggabungkan diri dan kemudian ia mendeklarasikan dirinya sebagai Ratu Mesir atas dasar garis keturunannya. Aurelian dikirim oleh Claudius sebagai suksesor dalam misi menaklukan pemerintahan Zenobia dan membutuhkan empat tahun peperangan dan penyerangan sebelum Kota Palmyra jatuh. Zenobia dan kesembilan ratu bawahannya diseret dengan rantai dalam sebuah parade sepanjang jalan di Roma, dan mengasingkan Zenobia ke Tibur.


3. Ahhotep I, Abad 16 SM
Ahhotep I adalah sosok penting dalam era Kerajaan Baru, dalam pendirian dinasti ke 18. Ia memiliki perjalan panjang dan pengaruh dalam kehidupan dan peratuan, setelah kematian ayahnya ia ditunjuk menjadi seorang gubernur. Ia menggunakan kemampuan anaknya (Kamose dan Ahmose) untuk menyatukan Mesir setelah pendudukan Hyskos. Ahhotep berhasil mengusir penjajah Hyskos keluar dari Mesir. Ia hidup hingga usia 90 tahun dan dikuburkan disamping makam Kamose di Kota Thebes. Beberapa hal yang dilakukannya untuk sebuah keberhasilan adalah. Menyelesaikan semua ritus budaya dan merawat Mesir. Merawat, menjaga, membebaskan prajurit yang ditawan.  Mengumpulkan semua prajurit yang melarikan diri, menenangkan para tetua, dan mengusir pemberontak.


4. Artemisia I dari Caria, Abad 5 SM
Artemisia I dari Caria menjadi penguasa Ionia sebagai sebuah tanda persahabatan dengan kerajaan Persia. Yang terbaik dan tidak bisa dilupakan dari dirinya adalah ketika secara langsung turun dalam Peperangan Salami. Ia sendiri yang mengusulkan Raja Persia (Xerxes) agar tidak menemui bangsa Yunani di lautan dan melakukan peperangan. Namun  sang raja tidak mendengarkan nasehat Artemisia (saat itu adalah Komandan dari 5 Divisi Perahu), ia tetap menemui dan melakukan pertempuran tahun 480 SM. Namun akhirnya pasukan bangsa Yunani berhasil diusir atas kepintaran Artemisia, yang menyusup ke dalam barisan perahu Yunani, dan menghancurkan mereka dari sisi dalam.


5. TrĘ°ng Bersaudara Abad ke 1 M

Trung bersaudara merupakan pemimpin militer vietnam, yang mengatur pengusiran penjajah China, telah bercokol selama  lebih dari tiga tahun. Mereka kemudian diberi gelar pahlawan perempuan nasional oleh Negara Vietnam. Mereka dilahirkan dalam era pejajahan China di vietnam selama 2000 tahun. Setelah memerangi unit-unit kecil pasukan China di desa, mereka kemudian mengumpulkan dan menyusun pasukan yang kebanyakan anggotanya adalah perempuan. Dalam hitungan bulan mereka berhasil memerangi pasukan China, dan membebaskan beberapa desa. mereka kemudian menjadi Ratu dari desa-desa dan berhasil menahaan segala serangan dari pihak China. Sehingga pada akhirnya mereka (China) membentuk divisi legiun baru, salah satu caranya adalah bertempur tanpa menggunakan sehelai benang yang menempel di badan mereka dengan harapan mengganggu konsentrasi pertahanan pasukan Trung bersaudara. Dan pasukan China berhasil mengalahkan pasukan Trung besaudara, sehingga mereka terdesak dan melakukan bunuh diri demi kehormatan mereka.

No comments:

Post a Comment